Lights Of Heaven - AppStarting KESEHATAN: Maret 2012

Senin, 12 Maret 2012

Penyebab Gigi Menjadi Kuning


Memiliki gigi putih bersinar adalah dambaan semua orang. Namun terkadang tanpa disadari asupan makanan yang kita konsumsi menyebabkan warna gigi yang putih jadi berubah kuning. Sebut saja teh, kopi, minuman bersoda, dan jenis-jenis buah beri termasuk beberapa makanan yang dikenal sebagai pembuat noda pada gigi.
"Jangan biarkan penampilan Anda rusak karena warna gigi yang kekuningan. Selain obat-obatan dan gaya hidup, ada beberapa makanan yang berpengaruh pada warna gigi seseorang," ungkap drg Novandhyta Hapsari dalam media gathering Ultimo Aesthetic & Dental Care di Plaza Asia, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
Beberapa jenis makanan lain yang bisa menyebabkan perubahan warna pada gigi antara lain:

1. Tomat.
Sama seperti buah beri, tomat juga memiliki kandungan warna alami pada buah yang bisa meninggalkan noda pada gigi. Keadaan ini akan diperparah jika tomat ini sudah diolah menjadi saus tomat botolan. Kandungan zat pewarna tambahan di dalam saus tomat juga bisa memperparah bekas warna yang ditinggalkan pada gigi. Selain saus tomat, saus sambal, kecap, dan kuah kare yang kental juga menjadi penyebab noda pada gigi.

2. Minuman kesehatan dan minuman olahraga.

Sebuah studi mengungkapkan bahwa minuman olahraga dan minuman kesehatan juga bisa menyebabkan kerusakan enamel gigi karena kandungan asamnya. Akibatnya noda akibat minuman ini akan tertinggal di gigi. Sebaiknya pilih air putih sebagai pengganti minuman kesehatan ataupun minuman olahraga.

3. Jus buah.

Meski sebenarnya buah berpengaruh positif pada tubuh, namun kandungan asam dari buah yang terlalu tinggi dan terlalu banyak bisa merusak gigi. Kandungan asam dalam buah bila dikonsumsi terus-menerus dalam jumlah yang terlalu banyak juga bisa merusak enamel gigi dan membuat gigi berlubang.

4. Wine.

Bekas tumpahan wine di taplak meja biasanya akan sulit dihilangkan. Tak heran bila wine, terutama red wine, juga bisa meninggalkan noda pada gigi. Kandungan asam, tannin, dan chromogen pada wine itulah yang menyebabkan noda pada gigi. Selain anggur merah, anggur putih juga bisa membuat gigi berubah warna.

5. Antibiotik.

Terlalu sering mengonsumsi obat-obatan, terutama antibiotik, juga bisa menyebabkan gigi menjadi kuning. Kandungan tetracycline pada antibiotik adalah faktor penyebab gigi menjadi kuning, terutama pada anak-anak. Konsumsi antibiotik yang mengandung tetracycline selama masa pertumbuhan gigi (mulai dari awal kehamilan sampai anak usia 8 tahun) bisa membuat gigi anak mengalami perubahan warna yang bersifat permanen. "Namun, sekarang ini antibiotik yang mengandung tetracycline ini sudah sedikit dan jarang digunakan lagi," kata Novandhyta.



Memiliki gigi putih bersinar adalah dambaan semua orang. Namun terkadang tanpa disadari asupan makanan yang kita konsumsi menyebabkan warna gigi yang putih jadi berubah kuning. Sebut saja teh, kopi, minuman bersoda, dan jenis-jenis buah beri termasuk beberapa makanan yang dikenal sebagai pembuat noda pada gigi.
"Jangan biarkan penampilan Anda rusak karena warna gigi yang kekuningan. Selain obat-obatan dan gaya hidup, ada beberapa makanan yang berpengaruh pada warna gigi seseorang," ungkap drg Novandhyta Hapsari dalam media gathering Ultimo Aesthetic & Dental Care di Plaza Asia, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
Beberapa jenis makanan lain yang bisa menyebabkan perubahan warna pada gigi antara lain:

1. Tomat.
Sama seperti buah beri, tomat juga memiliki kandungan warna alami pada buah yang bisa meninggalkan noda pada gigi. Keadaan ini akan diperparah jika tomat ini sudah diolah menjadi saus tomat botolan. Kandungan zat pewarna tambahan di dalam saus tomat juga bisa memperparah bekas warna yang ditinggalkan pada gigi. Selain saus tomat, saus sambal, kecap, dan kuah kare yang kental juga menjadi penyebab noda pada gigi.

2. Minuman kesehatan dan minuman olahraga.

Sebuah studi mengungkapkan bahwa minuman olahraga dan minuman kesehatan juga bisa menyebabkan kerusakan enamel gigi karena kandungan asamnya. Akibatnya noda akibat minuman ini akan tertinggal di gigi. Sebaiknya pilih air putih sebagai pengganti minuman kesehatan ataupun minuman olahraga.

3. Jus buah.

Meski sebenarnya buah berpengaruh positif pada tubuh, namun kandungan asam dari buah yang terlalu tinggi dan terlalu banyak bisa merusak gigi. Kandungan asam dalam buah bila dikonsumsi terus-menerus dalam jumlah yang terlalu banyak juga bisa merusak enamel gigi dan membuat gigi berlubang.

4. Wine.

Bekas tumpahan wine di taplak meja biasanya akan sulit dihilangkan. Tak heran bila wine, terutama red wine, juga bisa meninggalkan noda pada gigi. Kandungan asam, tannin, dan chromogen pada wine itulah yang menyebabkan noda pada gigi. Selain anggur merah, anggur putih juga bisa membuat gigi berubah warna.

5. Antibiotik.

Terlalu sering mengonsumsi obat-obatan, terutama antibiotik, juga bisa menyebabkan gigi menjadi kuning. Kandungan tetracycline pada antibiotik adalah faktor penyebab gigi menjadi kuning, terutama pada anak-anak. Konsumsi antibiotik yang mengandung tetracycline selama masa pertumbuhan gigi (mulai dari awal kehamilan sampai anak usia 8 tahun) bisa membuat gigi anak mengalami perubahan warna yang bersifat permanen. "Namun, sekarang ini antibiotik yang mengandung tetracycline ini sudah sedikit dan jarang digunakan lagi," kata Novandhyta.


[ Read More.. ]

Mayoritas Warga Kampung Ini Berjari Tiga


Sebuah kampung yang kebanyakan warganya cacat ditemukan di Dusun Ulutaue Desa Mario Kecamatan Mare Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Hampir semua penduduknya mengalami kelainan fisik yakni hanya berjari tiga, baik kaki maupun tangan. Kelainan ini dialami warga dari yang berusia bayi hingga para lanjut usia.

Salah seorang sesepuh kampung yang ditemui mengatakan kelainan fisik itu sudah terjadi turun temurun. Mereka bahkan sudah pasrah karena meyakini bahwa yang mereka alami itu sudah digariskan oleh nenek moyang.

"Ini sudah keturunan, mulai dari nenek kami begini semua. Keturunan kami yang lahir pasti begini semua. Walaupun ada yang normal tapi kalau ada anaknya, begini juga tangannya," kata Umbang, sesepuh kampung tersebut.

Di tengah keterbatasan itu mereka tetap menjalani kegiatan sehari-hari sebagai nelayan. Sebagian besar dari mereka hidup miskin. Mereka juga cenderung menutup diri dari dunia luar.

Mereka mengaku selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah setempat. Belum ada layanan kesehatan apalagi penelitian medis terkait kondisi turun temurun yang mereka alami itu.

Kurangnya perhatian itu dikeluhnya warga. "Kalau memang mau mestinya pemerintah datang menyembuhkan kami. Katanya ini penyakit gen, tapi mana buktinya sampai sekarang mereka tidak datang perhatikan kami," kata Ahmad, warga setempat.


Sebuah kampung yang kebanyakan warganya cacat ditemukan di Dusun Ulutaue Desa Mario Kecamatan Mare Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Hampir semua penduduknya mengalami kelainan fisik yakni hanya berjari tiga, baik kaki maupun tangan. Kelainan ini dialami warga dari yang berusia bayi hingga para lanjut usia.

Salah seorang sesepuh kampung yang ditemui mengatakan kelainan fisik itu sudah terjadi turun temurun. Mereka bahkan sudah pasrah karena meyakini bahwa yang mereka alami itu sudah digariskan oleh nenek moyang.

"Ini sudah keturunan, mulai dari nenek kami begini semua. Keturunan kami yang lahir pasti begini semua. Walaupun ada yang normal tapi kalau ada anaknya, begini juga tangannya," kata Umbang, sesepuh kampung tersebut.

Di tengah keterbatasan itu mereka tetap menjalani kegiatan sehari-hari sebagai nelayan. Sebagian besar dari mereka hidup miskin. Mereka juga cenderung menutup diri dari dunia luar.

Mereka mengaku selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah setempat. Belum ada layanan kesehatan apalagi penelitian medis terkait kondisi turun temurun yang mereka alami itu.

Kurangnya perhatian itu dikeluhnya warga. "Kalau memang mau mestinya pemerintah datang menyembuhkan kami. Katanya ini penyakit gen, tapi mana buktinya sampai sekarang mereka tidak datang perhatikan kami," kata Ahmad, warga setempat.

[ Read More.. ]

Kamis, 08 Maret 2012

Infeksi Virus Hepatitis A Tidak Akan Berlanjut



Berjangkitnya infeksi hepatitis virus akut A di salah satu sekolah di Depok cukup mengagetkan. Meski demikian, merebaknya kasus virus hepatitis A tidak akan berlanjut jadi hepatitis B karena virusnya berbeda.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Ari F Syam, melalui surat elektronik, Kamis (10/11/2011), di Jakarta, hepatitis virus A tidak berlanjut jadi hepatitis B yang merupakan penyakit kronis dan bisa memicu sirosis atau pengerasan hati.

Oleh karena itu, kalau pernah divaksinasi oleh vaksin hepatitis B, tidak berarti juga sudah terlindungi dari  infeksi virus hepatitis A. "Tetapi bisa saja dalam satu kasus pasien mengalami dua macam infeksi, yaitu infeksi virus B dan juga hepatitis virus A," kata Ari menegaskan.

"Kita tahu bahwa infeksi hepatitis A merupakan infeksi yang endemis di masyarakat kita. Di akhir musim kemarau ini, saya sudah menangani beberapa kasus hepatitis A," kata dia.

Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A, ditularkan melalui makanan dan minuman dan juga melalui kontak langsung. Selain itu, hubungan seksual juga bisa menjadi penyebab penularan hepatitis A jika melakukan seksual secara anal atau oral.
Virus ini  terdapat pada feses pasien yang terinfeksi. Oleh karena itu, makanan dan minuman menjadi media utama penyebab penularan infeksi ini.



Berjangkitnya infeksi hepatitis virus akut A di salah satu sekolah di Depok cukup mengagetkan. Meski demikian, merebaknya kasus virus hepatitis A tidak akan berlanjut jadi hepatitis B karena virusnya berbeda.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Ari F Syam, melalui surat elektronik, Kamis (10/11/2011), di Jakarta, hepatitis virus A tidak berlanjut jadi hepatitis B yang merupakan penyakit kronis dan bisa memicu sirosis atau pengerasan hati.

Oleh karena itu, kalau pernah divaksinasi oleh vaksin hepatitis B, tidak berarti juga sudah terlindungi dari  infeksi virus hepatitis A. "Tetapi bisa saja dalam satu kasus pasien mengalami dua macam infeksi, yaitu infeksi virus B dan juga hepatitis virus A," kata Ari menegaskan.

"Kita tahu bahwa infeksi hepatitis A merupakan infeksi yang endemis di masyarakat kita. Di akhir musim kemarau ini, saya sudah menangani beberapa kasus hepatitis A," kata dia.

Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A, ditularkan melalui makanan dan minuman dan juga melalui kontak langsung. Selain itu, hubungan seksual juga bisa menjadi penyebab penularan hepatitis A jika melakukan seksual secara anal atau oral.
Virus ini  terdapat pada feses pasien yang terinfeksi. Oleh karena itu, makanan dan minuman menjadi media utama penyebab penularan infeksi ini.

[ Read More.. ]

Gigi Ompong Berdampak Buruk Bagi Lambung


Masalah gigi ompong bukan hanya merusak penampilan seseorang, melainkan juga bisa menjadi pemicu gangguan penyakit, terutama pencernaan.
Menurut spesialis prosthodonsia dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Prof Dr drg Suzan Elias, seseorang dengan gigi ompong umumnya mempunyai masalah dengan lambung.
"Ibaratnya kalau kacang harus ditumbuk 10 kali, ini cuma sekali sudah ditelan. Jadi lambung tidak kuat. Oleh karena itu, pada orang yang giginya tidak benar, umumnya lambungnya juga tidak benar," katanya, saat acara Polident Adhesiv Cream Media Launch, Rabu (9/11/2011).
Suzan mengatakan, setiap individu yang kehilangan gigi (ompong) perlu suatu alat bantu untuk mengunyah makanan salah satunya dengan memasang gigi tiruan. Pasalnya, tanpa adanya suatu susunan gigi yang utuh, seseorang akan mengalami masalah saat proses mengunyah makanan. Akibatnya, apabila dibiarkan terus-menerus, akan berdampak buruk pada organ lambung.
"Tapi itu tidak terjadi seketika. Artinya, dalam jangka panjang, bukan jangka pendek. Oleh karena itu, setiap kehilangan gigi, sebaiknya dibuatkan penggantinya. Karena dengan ada penggantinya, pengunyahan akan lebih efektif," paparnya.
Menurut Suzan, ada dua jenis gigi tiruan yang dapat digunakan sebagai pengganti gigi yang ompong, yaitu gigi tiruan lepasan dan cekat. Kedua jenis gigi tiruan tersebut punya indikasi yang berbeda-beda. Pada gigi tiruan cekat, misalnya, indikasinya lebih terbatas karena harus mempunyai gigi pendamping di sebelahnya.
"Jenis ini bersifat permanen. Setelah kedua gigi sebelahnya diasah, selanjutnya gigi tiruan tersebut disemen dengan membuat jembatan ke gigi sebelahnya," katanya.
Sementara untuk pemasangan gigi tiruan lepas, tidak ada indikasi khusus dan pengerjaannya jauh lebih mudah, gampang dipasang, dan murah. Bahkan, menurut Suzan, gigi tiruan lepasan dapat digunakan oleh segala kelompok usia. Berbeda dengan gigi tiruan cekat, yang mempunyai batas usia minimal 17 tahun.
"Kalau yang lepasan siapa pun bisa karena tidak diasah giginya. Kita bilang ini crown extra-coronal (di luar) jadi tidak mengganggu," tambahnya.
Suzan menjelaskan, pada dasarnya ada 4 (empat) alasan penting yang mendasari mengapa orang dengan gigi ompong perlu untuk menggunakan gigi tiruan. Pertama, memperbaiki estetika. Kedua, memperbaiki pengunyahan. Ketiga, memperbaiki cara bicara dan keempat menjaga kelestarian jaringan sekitarnya.
"Jadi, kalau ada gigi yang ompong jangan dibiarkan. Harus diganti. Jika tidak, gigi yang lawannya akan turun akibat tidak mempunyai kontak. Begitu pula dengan gigi sebelahnya yang akan menyamping karena tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya," terangnya.
Suzan mengakui, sampai saat ini belum ada data pasti berapa jumlah pemakai gigi tiruan di Indonesia. Menurut dia, gigi tiruan bukanlah barang yang murah sehingga penggunaan gigi tiruan masih tergantung dari sejauh mana kemampuan masyarakat.
Mengingat pentingnya kebutuhan masyakarat akan gigi tiruan, Suzan berharap ke depan pemerintah membuat suatu program khusus untuk mereka yang membutuhkan gigi tiruan agar dapat memperoleh pengobatan di puskesmas. Dengan begitu, masyarakat tidak terlalu dibebani dan bisa menjangkaunya.
"Mungkin dengan menggunakan bahan seperti akrilik (yang tidak terlalu mahal). Jadi orang-orang yang memang perlu gigi tiruan bisa dengan mudah bikin di puskesmas. Tapi, sampai sekarang belum ada jawaban dari pemerintah," tandasnya.


Masalah gigi ompong bukan hanya merusak penampilan seseorang, melainkan juga bisa menjadi pemicu gangguan penyakit, terutama pencernaan.
Menurut spesialis prosthodonsia dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Prof Dr drg Suzan Elias, seseorang dengan gigi ompong umumnya mempunyai masalah dengan lambung.
"Ibaratnya kalau kacang harus ditumbuk 10 kali, ini cuma sekali sudah ditelan. Jadi lambung tidak kuat. Oleh karena itu, pada orang yang giginya tidak benar, umumnya lambungnya juga tidak benar," katanya, saat acara Polident Adhesiv Cream Media Launch, Rabu (9/11/2011).
Suzan mengatakan, setiap individu yang kehilangan gigi (ompong) perlu suatu alat bantu untuk mengunyah makanan salah satunya dengan memasang gigi tiruan. Pasalnya, tanpa adanya suatu susunan gigi yang utuh, seseorang akan mengalami masalah saat proses mengunyah makanan. Akibatnya, apabila dibiarkan terus-menerus, akan berdampak buruk pada organ lambung.
"Tapi itu tidak terjadi seketika. Artinya, dalam jangka panjang, bukan jangka pendek. Oleh karena itu, setiap kehilangan gigi, sebaiknya dibuatkan penggantinya. Karena dengan ada penggantinya, pengunyahan akan lebih efektif," paparnya.
Menurut Suzan, ada dua jenis gigi tiruan yang dapat digunakan sebagai pengganti gigi yang ompong, yaitu gigi tiruan lepasan dan cekat. Kedua jenis gigi tiruan tersebut punya indikasi yang berbeda-beda. Pada gigi tiruan cekat, misalnya, indikasinya lebih terbatas karena harus mempunyai gigi pendamping di sebelahnya.
"Jenis ini bersifat permanen. Setelah kedua gigi sebelahnya diasah, selanjutnya gigi tiruan tersebut disemen dengan membuat jembatan ke gigi sebelahnya," katanya.
Sementara untuk pemasangan gigi tiruan lepas, tidak ada indikasi khusus dan pengerjaannya jauh lebih mudah, gampang dipasang, dan murah. Bahkan, menurut Suzan, gigi tiruan lepasan dapat digunakan oleh segala kelompok usia. Berbeda dengan gigi tiruan cekat, yang mempunyai batas usia minimal 17 tahun.
"Kalau yang lepasan siapa pun bisa karena tidak diasah giginya. Kita bilang ini crown extra-coronal (di luar) jadi tidak mengganggu," tambahnya.
Suzan menjelaskan, pada dasarnya ada 4 (empat) alasan penting yang mendasari mengapa orang dengan gigi ompong perlu untuk menggunakan gigi tiruan. Pertama, memperbaiki estetika. Kedua, memperbaiki pengunyahan. Ketiga, memperbaiki cara bicara dan keempat menjaga kelestarian jaringan sekitarnya.
"Jadi, kalau ada gigi yang ompong jangan dibiarkan. Harus diganti. Jika tidak, gigi yang lawannya akan turun akibat tidak mempunyai kontak. Begitu pula dengan gigi sebelahnya yang akan menyamping karena tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya," terangnya.
Suzan mengakui, sampai saat ini belum ada data pasti berapa jumlah pemakai gigi tiruan di Indonesia. Menurut dia, gigi tiruan bukanlah barang yang murah sehingga penggunaan gigi tiruan masih tergantung dari sejauh mana kemampuan masyarakat.
Mengingat pentingnya kebutuhan masyakarat akan gigi tiruan, Suzan berharap ke depan pemerintah membuat suatu program khusus untuk mereka yang membutuhkan gigi tiruan agar dapat memperoleh pengobatan di puskesmas. Dengan begitu, masyarakat tidak terlalu dibebani dan bisa menjangkaunya.
"Mungkin dengan menggunakan bahan seperti akrilik (yang tidak terlalu mahal). Jadi orang-orang yang memang perlu gigi tiruan bisa dengan mudah bikin di puskesmas. Tapi, sampai sekarang belum ada jawaban dari pemerintah," tandasnya.

[ Read More.. ]

playlist

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

FB comments